Pagi itu, ratusan siswa terlihat berbaris di halaman sekolah rapi-rapi. Mereka berbanjar tiga-tiga, berdasar kelas masing-masing. Sebuah buku “tahfidz” tampak mereka genggam erat-erat.
Hari Jum’at, seperti biasa, siswa-siswi berkumpul di halaman sekolah untuk membaca tahlil dan asmaul husna bersama. Dipimpin oleh Muhammad Subhan, PJ Keagamaan Madrasah, siswa-siswi MI Ma’arif Klesman Mojotengah Wonosobo kompak menyatukan suara.
Melalui program pembiasaan, MI Ma’arif Klesman memang bertekad untuk menanamkan karakter Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) sejak dini. Saban pagi, sebelum KBM berlangsung, seluruh siswa dipandu untuk membaca Asmaul Husna, doa belajar dan shalawat nariyah bersama.
Secara konsisten, MI Ma’arif Klesman, juga membiasakan shalat fardhu berjamaah dan shalat dhuha bagi guru dan peserta didiknya. Dua hari, yakni selasa dan kamis untuk shalat dhuhur berjamaah, serta hari rabu untuk shalat dhuha.
Selain program pembiasaan, pada akhir semester siswa-siswi di Madrasah ini juga dituntut untuk setoran hafalan. Mulai dari surat-surat pendek, suratan pilihan seperti Al Mulk, Waqiah, Ar Rahman, hingga Yasin, serta doa pilihan dan tahlil.
“Lewat pembiasaan seperti ini, diharapkan siswa-siswi bisa benar-benar memiliki jiwa yang mantab dalam beriligi, sebagaimana visi misi madrasah,” papar Subhan kepada NU Online.
Sumber : NU Online
Komentar
Posting Komentar