Membangun Budaya Berbahasa Arab di Madrasah

( Gambar : Bapak Ahmad Thoriqul Muna )

Kisah sukses belajar bahasa Ibu, tepat dijadikan inspirasi dalam membangun budaya tutur bahasa Arab di lingkungan Madrasah

Secara alamiah, kita menguasi dengan baik bahasa yang diajarkan Ayah dan Ibu. Sedari balita, orang tua kita sudah mengajak bicara. Beliau berdua, dengan penuh sayang mengenalkan satu-satu nama : nama anggota keluarga, panggilan, benda, kata kerja.

Secara alami, proses belajar bahasa kita berawal dari mendengar. Kemudian meniru berucap. Proses ini berlangsung berulang. Hingga kita lancar berbahasa. Mampu bicara. Mengerti maksud pembicaraan. Sampai dapat membalas cakap.

Tak ada cukup beban dalam belajar bahasa ‘Ibu’. Semua mengalir. Tak ada rasa jemu, apalagi bosan dalam belajar. Benar, saat kecil, kita tak serta merta dapat berbahasa Ibu. Tapi, kita tak mengenal kata menyerah untuk belajar.

Belajar bahasa Ibu adalah proses belajar yang menyenangkan. Ayah dan Ibu kita tlaten membina kemahiran berbahasa kita. Ayah dan Ibu amat gembira, saat kita berbicara. Entah yang diucap benar atau tidak. Ayah dan Ibu bangga. Ayah dan Ibu terus mendorong kita berucap. Terus. dan Terus saja.

Membangun budaya tutur Arab di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah bermula disini. Kisah sukses belajar bahasa Ibu, tepat jadi inspirasi dalam usaha ini.


Komentar