MI Ma'arif NU Klesman Terapkan Metode Tilawati

Guru MI Ma'arif NU Klesman Berkesempatan ikut diklat Tilawati Nasional di Pesantren Nurul Falah Surabaya
Sekira 4 bulan sudah, MI Ma'arif NU Klesman menghadirkan metode Tilawati di tengah pembelajaran peserta didiknya. 

Secara bahasa tilawati berarti bacaanku. Nama yang berarti doa para penyusunnya. Para penyusun Tilawati senantiasa berdoa agar umat Islam menjadikan Al Qur’an sebagai bacaan pertama dan utama.

Tilawati merupakan metode belajar Al Qur’an yang disusun oleh 4 orang guru Al Qur’an dan motor penggerak gerakan TK-TP Al Qur’an Jawa Timur. Yakni, KH. Masrur Masyhud, S.Ag, KH. Thohir Al Aly, M.Ag, KH. Drs. H. Hasan Sadzili, dan Drs. H. Ali Muaffa.

Tilawati menambah kaya metode belajar Al Qur’an di nusantara. Sebelumnya, telah berkembang ragam metode, seperti Qiroati, BBM, Ummi, Jet Tempur, Iqro’, Baghdadiyah dan lainnya.

Melimpahnya metode ini jelas harus disyukuri. Ada banyak pakar dan ‘alim yang amat konsen dan peduli pada pembelajaran Al Qur’an. Kepedulian ini melahirkan metode demi metode.

Sudah barang tentu, tiap metode memiliki sisi lebih dan kurang. Juga ciri khas tersendiri. Akan halnya Tilawati, metode ini kekhasan, antara lain lewat pendekatan pembelajarannya.

Tilawati menerapkan metode klasikal dan baca simak dalam pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dalam 2 tahapan. Pertama teknik klasikal menggunakan alat peraga. Kedua baca simak dengan buku jilid.

Dalam buku strategi pembelajaran Al Qur’an metode Tilawati, disebutkan beberapa ciri pembelajaran tilawati.

  1. Pendekatan pembelajaran seimbang antara pembiasaan melalui metode klasikal dan kebenaran membaca melalui pendekatan individual dengan teknik baca simak
  2. Penggunaan lagu rost sebagai lagu standart pembelajaran
  3. Pendekatan klasikal menggunakan 3 teknik pembelajaran. Yakni, teknik 1, guru membaca santri/siswa mendengarkan. Tekik 2, guru membaca santri menirukan. Teknik 3 guru dan santri membaca bersama-sama.
  4. Alokasi waktu penerapan klasikal 15 menit. Alokasi baca simak 30 menit.
  5. Kenaikan halaman buku tilawati dilakukan bersama-sama dalam satu kelas, bila santri lancar dalam satu kelas mencapai angka 70 persen.
  6. Satu jilid buku diselesaikan dalam waktu 60 kali pertemuan. Dengan standart tatap muka tiap minggu 5 kali
Diharapkan, pembelajaran metode Tilawati dapat meningkatkan kecintaan anak pada pembelajaran Al Qur'an. Anak kian mahir membaca Al Qur'an dengan baik sesuai dengan kaidah tajwid yang ada.

Komentar