Ada perbedaan pendapat perihal, apakah Sunan Gresik masuk dalam jajaran Walisongo atau tidak. Pendapat pertama menyebut Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah Wali pertama dari sembilan Wali. Ini menurut buku sejarah Walisongo kebanyakan. Sedang pendapat kedua, seperti tersebut di buku atlas walisongo, Agus Sunyoto, penulis buku ini tidak memasukkan Sunan Gresik dalam jajaran walisongo. Agus lebih memilih mendaftarkan Syekh Maulana Malik Ibrahim sebagai tokoh perintis dakwah Islam tanah Jawa.
Lepas dari silang pendapat ini, bahwa Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah satu diantara pendakwah Islam periode pertama Nusantara disepakti oleh mayoritas pakar sejarah. Keberadaan Sunan Gresik benar adanya. Makam beliau terletak di kampung Gapura kota Gresik Jawa Timur.
Berdasar pembacaan tulisan pada prasasti makamnya, Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik berasal dari Khasan Persia (Iran). Beliau, diperkirakan datang ke Indonesia pada tahun 750 H atau bertepatan 1379 M. Maksud kedatangan beliau ke Indonesia adalah untuk mendakwahi raja Majapahit. Prabu Hayam Wuruk. Sayang, sang Raja belum berkenan untuk masuk Islam, tapi raja mengizinkan Maulana Malik Ibrahim untuk berdakwah kepada rakyat Majapahit.
Atas izin raja, Maulana Malik Ibrahim kemudian bermukim di daerah pinggiran kota Gresik. Daerah yang belakangan disebut dengan nama desa Gapura. Dalam berdakwah, Sunan Gresik berusaha untuk membaur dengan masyarakat. Untuk mengenalkan dirinya pada lingkungan lingkungan sekitar, beliau mula-mula ikut berdagang. Setelah dirasa cukup mengenalkan diri, Maulana Malik Ibrahim lalu mulai mengenalkan ajaran Islam pada masyarakat. Sembari dengan sabar dan lemah lembut mengajak masyarakat untuk masuk Islam.
Dalam berdakwah, Sunan Gresik menggunakan pendekatan kemasyarakatan dan kekeluargaan. Keteladanan juga menjadi hal yang selalu dikedapankan oleh beliau. Beliau berdakwah dengan ramah tamah. Sunan Gresik dikenal luas oleh masyarakat sebagai pribadi yang bersahaja, jujur, santun, dermawan pada fakir miskin.
Perlahan tapi pasti, lewat pendekatan dakwah Sunan Gresik pemeluk Islam pun kian bertambah. Dari sini, Sunan Gresik kemudian mendirikan Masjid sebagai tempat beribadah. Juga Pesantren sebagai tempat baginya mengajarkan ajaran Islam bagi masyarakat. Lambat laun, orang yang datang belajar islam kepada Sunan Gresik tak hanya berasal dari masyarakat setempat. Orang-orang dari berbagai daerah datang untuk “nyantri” di Pesantren Sunan Gresik.
Lepas dari silang pendapat ini, bahwa Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah satu diantara pendakwah Islam periode pertama Nusantara disepakti oleh mayoritas pakar sejarah. Keberadaan Sunan Gresik benar adanya. Makam beliau terletak di kampung Gapura kota Gresik Jawa Timur.
Berdasar pembacaan tulisan pada prasasti makamnya, Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik berasal dari Khasan Persia (Iran). Beliau, diperkirakan datang ke Indonesia pada tahun 750 H atau bertepatan 1379 M. Maksud kedatangan beliau ke Indonesia adalah untuk mendakwahi raja Majapahit. Prabu Hayam Wuruk. Sayang, sang Raja belum berkenan untuk masuk Islam, tapi raja mengizinkan Maulana Malik Ibrahim untuk berdakwah kepada rakyat Majapahit.
Atas izin raja, Maulana Malik Ibrahim kemudian bermukim di daerah pinggiran kota Gresik. Daerah yang belakangan disebut dengan nama desa Gapura. Dalam berdakwah, Sunan Gresik berusaha untuk membaur dengan masyarakat. Untuk mengenalkan dirinya pada lingkungan lingkungan sekitar, beliau mula-mula ikut berdagang. Setelah dirasa cukup mengenalkan diri, Maulana Malik Ibrahim lalu mulai mengenalkan ajaran Islam pada masyarakat. Sembari dengan sabar dan lemah lembut mengajak masyarakat untuk masuk Islam.
Dalam berdakwah, Sunan Gresik menggunakan pendekatan kemasyarakatan dan kekeluargaan. Keteladanan juga menjadi hal yang selalu dikedapankan oleh beliau. Beliau berdakwah dengan ramah tamah. Sunan Gresik dikenal luas oleh masyarakat sebagai pribadi yang bersahaja, jujur, santun, dermawan pada fakir miskin.
Perlahan tapi pasti, lewat pendekatan dakwah Sunan Gresik pemeluk Islam pun kian bertambah. Dari sini, Sunan Gresik kemudian mendirikan Masjid sebagai tempat beribadah. Juga Pesantren sebagai tempat baginya mengajarkan ajaran Islam bagi masyarakat. Lambat laun, orang yang datang belajar islam kepada Sunan Gresik tak hanya berasal dari masyarakat setempat. Orang-orang dari berbagai daerah datang untuk “nyantri” di Pesantren Sunan Gresik.
Semasa hidupnya, Sunan Gresik memiliki seorang istri bernama Dewi Candrawulan. Ia tak lain adalah saudara kandung Dewi Dwarawati Murdaningrum, ibu Raden Patah, raja pertama kerajaan Islam Demak Bintoro.
Usai berdakwah sekira 40 tahun, Sunan Gresik wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal 882 H. bertepatan dengan 8 April 1419 M. Makam beliau terletak di kampug Gapura Wetan kota Gresik. Makam yang tak pernah sepi dari peziarah hingga kini.
Bahan bacaan :
- Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Pustaka Iman, Depok: 2014
- Buku ajar Ke-NU-an Ahlussunnah Wal Jamaah MI/SD kelas IV, LP Ma’arif Jawa Tengah : 2009
Bahan bacaan :
- Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Pustaka Iman, Depok: 2014
- Buku ajar Ke-NU-an Ahlussunnah Wal Jamaah MI/SD kelas IV, LP Ma’arif Jawa Tengah : 2009
Komentar
Posting Komentar